Kumpi Mardaya dan Kebo Parud

Dalam Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Bangli ke-817, Dipersembahkan Sendratari Kolosal yang menceritakan 2 (dua) tokoh di pegunungan Kintamani, yaitu Kumpi Mardaya dan Kebo Parud, dengan judul Kertaning Panerajon.

Diceritakan bahwa Kumpi Mardaya membangun Pasanggrahan yang kemudian dihadang oleh RAKSASA KEBO PARUD

sebenarnya siapa tokoh ini dan apa hubungannya dengan Pura Penulisan dan Sukawana?

TENTANG KUMPI MARDAYA

Tokoh Kumpi Mardaya ditemukan dalam Prasasti Sukawana A1 yang bertahun 804 SM atau 882 M.

Dalam.Prasasti Sukawana A1 tertulis tentang nama Biksu yang tercatum pada pracasti Sukawana A1 yang berbunyi :

  1. Yumu pakatahu sarbwa kiha, dinganga prajuna, nāyakan makarun kumpi anan mañuratang ājñā danañjaya, pircintayangku mān tua ulan di bukit
  2. cintamani mmal tanyada husir yya anak atar jalan katba kadahulu, tua hetu syuruhku senāpati danda kumpi marodaya me bhikṣu çiwakangçi ṇ
  3. ta, çiwanirmmala, çiwaprajñā, banguněn partapānān satra di kathan buru, çimayangña hangga tingkad karuh, hangga puhpuhan kadya, angga rua kangin
  4. hangga tukad ye kalod, anada tua bhiksu, grama musirang ya marumah ditu, tani kabakatěn laku langkah, kayu tringtihing tanggung yathākŗtya bsar sěnhi
  5. matuluang jaja, makmit dŗbya haji, pamahen pamli prakāra, mamatek papan, matkap bantilan, lañcang perahu, mangrapuh, mangharañi, manutu, tika

II.a

  1. makasupratibaddha sanggarugyan ya ājñā syuhunang manuratang ājñā sadyasiwa turun di panglapuan di singhamandawa di bulan māgha çukla pratipāda, rggas pasar wi
  2. jayapura di saka 804 kilagiña di putthagin ājñā //o//

Teks Terjemahan.

  1. hendaknya kamu tahu (senapati) Sarbwa (bernama) Kiha, (senapati) dinganga (dijabat) Prajuna, Nayakan Makarun Kumpi Anan, Manuratang ajna bernama Dananjaya, yang menjadi pikiranku adalah itu adalah banguna suci (ulan) di
  2. kebun bukit Cintamani, tidak ada tempat bagi orang-orang yang berjalan hilir mudik. Itulah sebabnya aku suruh Senapati Danda yang bernama Kumpi Mardaya dan Bhiksu Siwakangsitan
  3. (Bhiksu) Siwanirmala, Bhiksu Siwa Prajna, agar membangun pertapaan (dan) pesanggrahan di daerah perburuan. Batas-batasnya sampai Tingkad bagian barat, sampai di Puhpuhan bagian utara, sampai di Rua bagian timur,
  4. sampai tukad Ye bagian utara. Apabila ada di sana Bhiksu, orang yang telah berkeluarga, dating ia menetap di sana, tidak dikenakan kewajiban memikul kayu, bamboo, pekerjaan besar kecil,
  5. membuat jajan, menjaga drbya haji, cukai jual beli dan semacamnya. Menarik/membuat papan, membuat wantilan, lancang, perahu, membuat kapur, memanen, menumbuk,
  6. agar mematuhi tidak melawan perintah. Dibebankan kepada menuratang ajna (penulis perintah) bernama Sadyasiwa, turun di Panglapuan di Singhamandawa pada bulan Magha tanggal 1 paro terang, bertepatan dengan hari pasaran di
  7. Wijayapura pada tahun saka 804, itu saat perintah dilembarkan.
    Tahun Masehinya : 27 Januari 882.

Dalam prasasti tersebut dapat diperhatikan bahwa kumpi masardaya adalah senapan danda dari kerajaan yang membangun pertapaan dan pasanggrahan dan tidak dikenakan kewajiban memikul kayu, memikul bambu dan pekerjaan besar kecil. Jika demikian maka dapat dilihat situasi di panarajon pada saatbitu dalam keadaan tenteram dan sebagai pusat spiritual.

TENTANG KEBO PARUD

Kebo Parud atau Ki Kebo Parud disebutkan namanya dalam Parasati Sukawana D, yang berangka tahun Caka 1222 yang menguraikan tentang desa Sukawana yang terletak diperbatasan Min Balingkang. Dalam prasasri tersebut terdapat kata-kata “Mpukwing Dharma Anjar, Mpukwing istana radja, Mpukwing dewa istana” Gelar para menteri diubah menjadi Jro atau diduga Arya sebagai contoh Ida Raja Sang Arya = Ida Sang Arya Aji Kara.

Jadi jika diperhatikan maka Kebo Parud bukanlah raksasa, akan tetapi Raja Patih yang memimpin Bali pada saat itu. Paling tidak hal yang dilakukan oleh Kebo Parud adalah memberi batas-batas Desa Sukawana.

Menariknya, ternyata 2 (dua) tokoh tersebut tidaklah sejaman jika dilihat dari angka prasasti. Terdapat rentang waktu hampir 400 tahunan yang memisahkan kehadiran dua tokoh tersebut.

Kedua tokoh tersebut juga memiliki peran yang berbeda : kumpi Mardaya berperan sebagai Biksu atau tokoh spritual, sedangkan Kebo Parud adalah Rajapatih yang bertugas memberikan ketentuan kepada rakyatnya.

Maka dirasa bukit Panarajon adalah pusat pemerintahan dan pusat spiritual di Bali pada jaman Bali Kuna, sehingga tidak tepat jika tugas dua tokoh ini bertentangan satu sama lain, sebab antara pemerintahan dan spirual adalah sejalan dalam Dharma Negara dan Dharma Agama.

Kedua Tokoh ini telah menerangkan bahwa Pura Penulisan dan Bukit Panarajon tersebut memiliki peran penting dalam peradaban Bali Kuna. Semoga dapat menjadikan cerminan dalam menggali jati diri orang-orang Kintamani, Bangli dan Bali pada umumnya.

I Made Somya Putra SH MH

Pura Pucak Penulisan adalah Gunung Air Bali

Nunas patut sebelumnya ring Ida,

Di Pura Puncak Penulisan terdapat sumur yang terdapat di gedong Tasik, sebuah sumur di puncak bukit.. bagaimana mungkin sumur ada di pucuk bukit??

Jadi kita memahami bahwa bukit penulisan adalah gunung air…

Kemudian lihatlah, aliran sungai-sungai besar di Bali..
Tukad Badung, sumbernya dari mana?
Tukad tejakula, sumbernya dari mana?
Tukad aliran tajun, sampai ke Buleleng sumbernya dari mana…

Lalu ada cerminan legenda ratu daa tua yang dipercayai juga sebagai ratu Dewi Danu yang menyamar sebagai penjual air.

Prasasti sukawana A1 juga menerangkan awal nama subak dan Uma..

Dalam kaitan ritual, anda akan melihat secara gamblang kaitan Pura Ulun Danu, Pura Balingkang dan Pura Penulisan sebagai rangkaian pengelolaan tata kehidupan jaman dulu..

Tinggal kita memahami, dan menjaga saja,..

Semoga Ratu Siwa Sakti memberkati..